Ekonomi Kepri Tumbuh 4,45% Tertinggi di Sumatera pada Triwulan I 2024
Diupload Oleh : Muhammad Firdaus
Hingga akhir Maret tahun 2024 pertumbuhan ekonomi di Kepri tercatat menjadi yang tertingi di Sumatera dengan pertumbuhan mencapai 4,45 persen, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh dengan guncangan.Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepri, Indra Soeparjanto dalam Press Conference APBN KiTa Regional Provinsi Kepulauan Riau mengatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau di penghujung tahun 2024 tetap tumbuh kuat sebesar 4,45 persen (yoy) dan secara kumulatif tumbuh sebesar 5,20 persen (ctc).“Postur APBN pada akhir Maret 2024 yang tercatat, Pendapatan Negara Rp2.847,02 miliar, Belanja Negara Rp3.459,78 miliar atau defisit APBN sebesar Rp612,76 miliar,” pungkasnya, Selasa (23/4/2024).Diterangkannya dari sisi Pendapatan APBN Kinerja Penerimaan tumbuh positif sebesar 20,15% (yoy), didorong oleh penerimaan PNBP yang tinggi, tumbuh 145,62% (yoy). Penerimaan Perpajakan menjadi penyumbang terbesar yaitu sebesar Rp2.217,51 miliar atau sebesar 77,88% dari total Pendapatan Negara pada Maret 2024, tumbuh 4,93% (yoy).“Kalau kita lihat ini didukung oleh kegiatan ekonomi yang baik, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, serta transaksi domestik yang stabil dan berkelanjutan, khususnya pada Kelompok Lapangan Usaha (KLU) Industri Pengolahan,” ujarnya.Selain itu dari sisi Belanja APBN, Total Belanja di Kepri telah terealisasikan sebesar Rp3.459,78 miliar atau 19,68% dari total Pagu dan mampu tumbuh sebesar 22,8 persen (yoy). Selanjutnya, Transfer ke Daerah (TKD) telah terealisasi sebesar Rp1.953,35 miliar (24,29% dari Pagu), tumbuh 6,49% (yoy).Realisasi Belanja Pemerintah Pusat s.d. 31 Maret 2024 sebesar Rp1.506,43 miliar atau 15,79% dari total pagu. Pertumbuhan belanja disebabkan oleh realisasi Belanja Barang, Belanja Modal, dan Belanja Pegawai yang lebih tinggi pada tahun 2023.“Dari sisi nominal realisasi, Belanja K/L didominasi oleh Belanja Pegawai dan dari sisi pertumbuhan Belanja K/L dipengaruhi oleh Belanja Modal dan Bansos yang sejalan dengan HKBN Idul Fitri di bulan Maret 2024,” ucapnya.Dirinya menjelaskan Lonjakan Belanja Pemerintah Pusat yang besar di Tahun 2024, antara lain dipengaruhi oleh belanja dalam rangka pentahapan Pemilu 2024 pada satker KPU dan Bawaslu yang tumbuh hingga 11x lipat (yoy).“Peningkatan Belanja APBN berkontribusi positif dalam menjaga stabilitas inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang memperkuat stimulus aktivitas ekonomi lokal, salah satunya dengan Belanja Pegawai yang pada bulan Maret 2024 terealisasikan sebesar Rp573,67 miliar,” katanya mengakhiri.